Thursday, April 7, 2016

Adakah yang Salah dari Membicarakan Seks Sebelum Menikah?


Banyak orang kalau bicara soal seks merasa tak nyaman. Sebenarnya kenapa sih seks seakan menjadi subjek yang menyakitkan?
Ayolah, kebanyakan orang (yang sudah menikah) melakukannya dan tak ada yang merasa tak nyaman karena melakukannya. Bagi yang sudah menikah, seks bahkan menjadi kebutuhan. Bahkan tak bisa dipungkiri lagi bahwa dengan melakukan seks kamu juga bisa mendapatkan beberapa manfaat.
Dalam jangka waktu yang lama, mungkin kamu menolak untuk membicarakannya. Oke, gak apa-apa. Mungkin kamu belum dewasa.

Karena kamu terlalu banyak mendengar cerita orang-orang yang melakukan seks dengan cara yang tak benar.



"Duh sakit banget tahu!"
"Aku bahkan gak bisa jalan beberapa hari. Dengkulku rasanya mau copot!"
Setelah mendengar perkataan seperti itu apa kamu menjadi nyaman? Gak kan? Pemikiranmu soal seks malah semakin mengerikan. Mungkin saat itu kamu samasekali gak memiliki bayangan bagaimana rasanya dan setiap orang menceritakan pengalaman yang berbeda. Dan sebenarnya, tak ada satupun orang yang suka membicarakannya.
Menurut PsychAlive, Why We Should Talk About Sex, ketika menyangkut soal seks, kebanyakan orang cenderung untuk menganggap bahwa ada banyak hal yang "seharusnya untuk" seolah-olah mereka memang sudah "seharusnya untuk" berperilaku demikian. Atau merasakan hal serupa ketika menyangkut soal seks. Banyak orang bisa menjadi kritis tentang penampilan mereka, menunjukkan ke semua orang bahwa mereka terlalu tua/gendut/gak menarik/gak nyaman untuk melakukan seks.

Atau mungkin orang-orang hanya gak cukup percaya diri dengan penampilan mereka, jadi ketika mereka membicarakannya, mereka merasa dihakimi.



Aku masih ingat ketika masih remaja, ibuku tak pernah duduk di sebelahku dan berbicara soal seks denganku. Justru ibuku hanya mengulang deretan kalimat yang sama setiap kali pembicaraan kami mengarah ke urusan seks, "tunggu sampai kamu menikah". Dan, karena aku memang tak pernah bertanya apapun, aku mendengarkan apa yang ibu katakan. Aku bahkan tak pernah belajar apapun soal seks.
Saat orang-orang membicarakan soal orgasme atau penis, aku tak pernah berkata sepatah katapun karena aku tak memiliki bayangan samasekali bagaimana caranya untuk bergabung dengan percakapan serupa. Alih-alih belajar soal seks, aku hanya fokus pada karier dan studi, serta "menunggu" hingga hari pernikahan tiba. Banyak orang yang menyuruhku untuk menunggu, namun beberapa orang justru menatapku aneh dan bertanya mengapa aku seperti itu.
Aku sudah cukup mendengar banyak hal ketika itu menyangkut urusan soal seks. Mulai dari "your first time sucks", "tunggu sampai kamu menikah", "rasanya sakit banget", hingga "udahlah gak usah macem-macem". Tapi, aku tak ingin menunggu karena aku tahu aku harus belajar semua hal. Toh aku tak bakal melakukan seks sebelum menikah. Aku hanya ingin tahu ilmu yang benar.

Belajar soal seks bukan berarti kamu harus melakukannya setiap hari atau menjadi seorang maniak.


Yang perlu kamu lakukan hanyalah dengan menutup telinga ketika ada orang yang bilang kamu berotak ngeres, mesum atau aneh. Kamu hanya sedang dalam proses belajar dan tak ada yang perlu kamu tutupi dari hal itu. Kenapa harus malu jika kamu memang tak melakukan sesuatu yang memalukan? Bukankah setiap orang memang harus belajar supaya tak mudah terperangkap dalam stigma masyarakat yang tak benar?
Entah itu kamu mau menunggunya atau tidak, cukup berhati-hati. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda. Namun, mulai sekarang berhentilah untuk merasa aneh soal seks karena suka ataupun tidak: setiap orang akan melakukannya.

About us

About Author

Naveed Iqbal

Naveed is freelance web designer. He loves to play with javaScript and other programming codes.